#senja merona di ufuk timur….(pasar sentral episode dua…bagian 1)


#senja merona di ufuk timur….(pasar sentral episode dua…bagian 1)

…Aku sama sekali tidak paham apa yang sedang terjadi, kegaduhan, teriakan suara yang begitu syarat akan makna, yang tidak biasa aku dengar,. Rumah panggung ukuran enam kali Sembilan itu sempoyongan akibat hentakan kaki yang sangat keras, semua berhamburan keluar rumah , sementara aku masih asyik dengan sarung licin (gelar yang biasa aku pakai untuk menanyakannya ke saudara-saudaraku jika aku tak melihatnya.) kain yang biasa dipake untuk mengkafani orang – orang mati,. seingatku dulu sarung ini berwarna putih,. tapi sekarang sudah berubah warna, merah kehitam-hitaman,  ha ha ha.. tapi aku tak peduli.. yang penting masih bisa membungkus betis dan kepalaku pada saat malam tiba. Karena aku tak biasa tidur tanpa sarung, dan anehnya aku tak mau berpaling dari sarung kesayanganku itu, padahal kan baunya minta ampuun….(ibuku biasa meneriakiku : kamu ini nak sangat keras kepala…., sarung itu kan sudah hampir satu bulan belum dicuci ,,kemarikanlah sarung itu .. ibu hendak merendamnya dengan kembang tujuh rupah.. ha ha ha)…tapi pada dasarnya aku sangat tidak suka ditekan-tekan maka jadilah tema pertengkaranku dengan ibuku tercinta., aku biasa membela dengan nada memelas .. bu ini belum kotor.. kan hanya dipake buat tidur..

Aaaahhh iyaaa , memang hanya dipake tidur.. tapi kamu tuh biasa tidur tanpa mandi, tanpa cuci kaki, cuci tangan, jadi bukan sarungnya yang kotor.. dirimu itu yang kotor.. (sela ibuku).. biasa kalo sudah jawaban segitu.. ya saya sudah tidak berkutik lagi. Skak mat. (kabuuurrrr)

Sudahlah lupakan itu, aku tak mau mengubar aibku sewaktu kecil…kembali ke cerita sebelumnya..

Mendengar teriakan, mendengar kegaduhan, dan merasakan rumah panggung ini seakan mau runtuh… seperti gempa bumi yang memporak-porandakan aceh, sangat kuat goncangannya. sontak aku terbangun,. Sambil menggosok-gosok mata dengan kepalan kedua tangan, aku meraba sarung licinku, ah masih ada disini ternyata. He he, aku menoleh kesamping kanan tempat tidur, sosok tubuh laki-laki yang biasa aku ajak baku tengkar sudah tidak ada.. kemana ya.. gumamku dalam hati..

Kok gelap, dengan langkah sempoyongan ,..”akibat rasa kantuk yang belum pulih. Aku melangkah disisi kanan tempat tidur ukuran satu bantal satu guling. (kira-kira berapa itu ya) ah malas.. yang aku tau biasanya kalo orang mau beli seprei biasanya yang ditanya tempat tidurnya ukuran berapa, ?? tidak pake ukuran centimeter dijawab, tapi mereka biasa menjawab, :  ukuran nomor satu , dua atau tiga, …ukuran nomor satu mungkin adalah dua bantal dua guling, ukuran nomor dua adalah dua bantal satu guling, dan ukuran nomor tiga adalah satu bantal satu guling.. tapi mungkin juga tempat tidurku tidak masuk di kategori diatas, karena yan ada hanya dua bantal saja.. tidak ada gulingnya… ha ha ha.. (ngaco ah,,,). Satu dipake saudara laki-laki ku dan satu untuku..

Dua, sampai tiga langkah aku sudah meraih saklar lampu itu, aku mencoba memainkannya.. naik, turun, berulang-ulang aku mainkan tapi tidak ada cahaya yang menerangi. Saklar ini memang agak sedikit ribet, maklum umurnya lebih kaka dia daripada saya, he he. (omong kosong mode on).. biasanya sih empat sampai lima kali digeser-geser baru biasa menyala. Tapi ini koq sudah tidak terhitung lagi jumlahnya.,, ya sudahlah barangkali memang kenyataannya mati lampu. Aku keluar dari kamar yang tak berpintu,.. hanya kain gorden satin kembang yang terjuntai layu dan pasrah yang warnanya sudah tidak karuan.. karena sudah jadi multi fungsi, jadi lap tangan , lap muka, dan lap sepatu.. ha ha ha( iiiii kotoooorrrrrrr)

Nampaknya kain horden ini sudah tak sanggup lagi menahan derita tergantung-gantung tanpa daya di depan pintu ini… coba saja kalau dia berkaki dan bertangan sudah lama hendak kabur sebelum kaum bejat penghuni kamar ini menganiayanya seperti itu.

Bunyi jam dinding yang terdengar dari ruang tengah seakan-akan hendak menyampaikan pesan bahwa aku juga sudah tak sanggup terpaku di dinding ini tanpa di beri energy yang baru (baca : baterai baru). Jam dinding segi enam dengan bunyi khas , jarum panjang dan pendeknya berwarna kuning keemasan, ujungnya sangat runcing dan keduah sisinya sangat tajam (ibarat pedang zulfikar peninggalan Rasulullah itu) he… he…( hyperbola). Bunyinya sangat aku rindukan . bagaimana tidak dari jarak dua rumah saja aku sudah bisa menebak kalau itu sudah jam sepuluh ,sebelas, atau jam satu. Ada dua belas macam bunyi.. yang sampai saat ini aku biasa sering memutarnya di otakku,, disela-sela kesibukanku  atau biasa melihat jam dinding kantor yang terpasang di depan informasi itu.

Weeee bangun nak jangan tidur melulu “sapa laki-laki yang berkumis runcing dan bersuara lantang itu. Dia bapakku, .

Pa’ ..mama kemana, (tanyaku)??

Kakak-kakakku yang lain kemana??

Kok yang ada cuman sikembar,..?? pertanyaaku belum berhenti sampai disitu aku masih melajutkannya

Tidak ada makan sahur subuh ini,?? tidak ada indomi??? Mati lampu pa ya???

Sekarang kan baru jam tiga subuh ,. Tadi aku mendengar bunyinya yang terseok-seok seperti suara minta ampun itu. “

Aku mulai merasakan hal tidak enak, pasti ada kejadian deh…???  Tapi aku belum tau kejadian apa??

Suasana masih sangat gelap,, hanya lampu lentera yang tergantung diruang tengah. Menerangi ayah dan adik kembarku yang bersembunyi dilipatan ketiak kiri dan kanannya.  Ayahku merangkul mereka, . sementara aku masih bertanya-tanya dalam hati. Ada apa.. tapi kok ayahku sangat tenang, tidak ada kegelisahan tergambar diwajahnya. Atau karena gelap jadi aku tak begitu menangkap apa yang beliau sembunyikan??? Mungkin saja…

Aku berlari menuju dapur, melihat meja makan yang kosong melompong tidak ada apa-apa disana.. yang ada hanya niru (“bahasa munanya : katepi”) yang salto diatas kursi segi empat dibagian ujung meja. Aku menolah ke kanan, tak ada seorangpun, tak Nampak ibuku yang biasanya jam segini sudah berdiri didepan tungku abu model kubus itu. Dengan sarung yang diikat ala selempang di lehernya.

Yang kelihatan hanya bara api yang belum padam, dan sebuah panic aluminium diatasnya… berisi nasi panas.. (kelihatannya baru aja ibuku menanak nasi).. tapi yang masak kemana ya????

Dijalan raya Nampak kosong tidak ada orang, biasanya kan kalo bulan puasa begini orang sudah mondar-mandir meneriakkan “sahuuuuuuuurrrrrrrrr”saya juga biasa ikut . kalo dah selesai sahur.. tapi kali ini koq sepih … tidak ada orang, hanya suara anjing melolong  yang terdengar sayup di kejauhan. Ayam jantan yang berkokok tak seperti biasanya.. kali ini agak sedikit aneh.. seperti ada musibah besar terjadi.. aaahhh.. itu mungkin khayalanku saja. Sembari berlari kejalan raya kemudian pandangaku menengadah keatas. Memandang langit subuh itu, Nampak cerah ….”banyak bintang-bintang yang bertebaran “ sembari aku memandangi bintang kesayanganku itu, Nampak besar dari yang lain. “ya..venus, bintang yang menurutku sangat menarik, rupawan, cantik seperti wajah bidadari yang mengumbar senyum manis padaku. (khayalan tingkat tinggi)…

Perlahan pandanganku terpojok pada cahaya terang di ufuk timur, pas tempat terbitnya fajar(‘that’s my name)…’berada tepat dikepala puncak wakila mbibhito yang melegenda dengan batu gendang nya itu. Aku pernah kesana dan aku pernah memainkan gendang batu itu… Tapi itu tidak akan aku ceritakan disini,,.. butuh episode lain, ok.. mudah-mudahan saya masih hidup. Aamiin… cahanya merona , seperti senja di sore hari.. tapi ini kan baru setengah empat subuh matahari belum waktunya terbit,.. apa ‘’iya.. Secepat ini (menggumam sendiri dideker tempat aku bertengger)’. lima menit, sepuluh menit aku memandangnya. Sambil menganalisa, otakku bekerja bagaikan prosessor dual core.’’mengolah bit-bit data yang disajikan oleh kamera jutaan pixel disubuh itu… (kamera disitu “mata”).

Kaget bukan kepalang, tiba-tiba saja mobil mikrolet warna kuning, di depannya bertuliskan maspull endekana… “ berlari kesetananan ..tiba-tiba saja muncul dari tanjakan jalan dekat rumahku, kira-kira dua ratus meter dari tempat aku berdiri… dengan bunyi klakson nyaring tak berhenti.. wuizzzzzzzz….’’begitu bunyinya melewatiku, namun tiba-tiba saja bunyi bannya menekik di jalan raya ..phiiiikkkkk . bagaikan ringkikan kuda jantan di musim kawin… mungkin saja rem mobilnya di injak terlalu dalam.. aku pun segera berlari mendekatinya. Dengan tergesa-gesa aku berlari sambil bertanya,.. whats going on (ada apa??)) ternyata isi   dalam mobil tidak banyak, aku kenal mereka dan mereka pun mengenalkuuuu ‘’’ sambil berteriak histerisss cepat naik nakk… pasar sentral terbakar…. ‘entah berapa kali rintihan itu diucapkan olehnya.., ibu umur empat puluh dua tahun itu adalah tetangga kiosku, disampingnya lagi ada ibu muda penjual kosmetik, sementara diujung tempat duduk panjang itu ada bapak-bapak yang mengenakan songkok (peci merk national) tidak memakai baju, hanya kutang putih merk hi-tech kalau tidak salah.. dia penjual kain dan baju-baju jadi…” ibu tetangga kiosku itu hanya mengenakan sarung batik pekalongan, yang biasa aku lihat pada mas-mas yang menjajakannya door to door ketika musim jambu mete tiba..’ sepanjang perjalanan ibu ini hanya bisa menangis, ngggggggggggggg… nggggggggggggg…ngggggggg, begitu kira-kira suara yang dia ucapkan.  Tidak ada kata lain. Sementara ibu muda penjual kosmetik itu, rambutnya masih acak-acakkan.. mengenakkan baju tidur..warna pink.. dengan ikat rambut model kupu yang patah sayapnya,, warna pink juga, sandal yang iya kenakan kayaknya habis tertukar.. karena dua-duanya sebelan kanan.. warnanya pun  beda yaitu kuning dan merah…. Ibu muda ini tampak gelisah, bingung, pasrah, terus-terusan menghela napas,, entah apa yang dia rasakan…., laju mobil kini semakin kesetananan mungkin seja puluhan setan sudah mengejar kami…

Dalam mobil aku hanya duduk membayangkan wajah ibuku, dimana dia?, bagaimana dia? apakah dia menangis juga seperti ibu tetangga kiosku ini ?.. atau ….?????

Sementara di depanku bapak bersongkok itu Nampak murung, memegang dahinya berkali-kali matanya berkaca-kaca.. bibirnya komat-kamit, mungkin saja di bertasbih, berzikir kepada kebesaran sang Pencipta,.. atau mungkin saja dia menghitung jumlah kerugian yang iya akan tanggung.. walahualam.

Kurang lebih sepuluh menit.. aku duduk dalam mobil, cahanya merah yang merona Nampak jelas dengan semburan apinya… ibarat berkunjung ke negeri kerajaan api OZAI pada kartun the legend of Ang..mobil tidak bisa mendekat kami berhamburan di depan kantor BPD Kabupaten Muna, pas samping tugu monument kemerdekaan kami berhenti. Kendaraan sangat padat , parkir tidak teratur. Seketika itu juga aku meluncur berlari menuju pusat semburan api, mencari ibuku,.,kakak-kakakku… sementara orang-orang dimobil tadi sejenak aku lupakan, jika aku jadi pelari olimpiade maka aku yakin saat itu akulah juaranya…sepanjang jalan orang-orang berteriak histeris.. ada yang tidak pake baju, tidak pake celana, tidak pake dua-duanya..(*sensor)….ada juga yang asyik menikmati hasil jarahan, ada juga yang ikhlas membantu, ada yang bingung tidak tau mau berbuat apa?? Ada yang tertawa sambil menangis, ada yang salto kiri, kanan, depan belakang, ada yang membawa ember, gayung, cermin, lup (kaca pembesar) dan masih banyak lagi hal-hal aneh yang aku saksikan…

Berlari melalui jalan jati, kemudian belok di jalan saweri gading, (samping kantor PU) kemudian berhenti di depan toko sinar Harapan…sedikit aku menghela napas, rasa capek tak tertahan.. terus aku berjalan setengah berlari, mencari-cari sosok ibuku.. berputar ke jalan sukowati kemudian mengintari rombongan pegawai pompa bensin terminal lama..tampak disana pegawai pompa bensinnya memegang cermin ukuran tempat tidur.. ah besar sekali, buat apa itu?? Dibantu teman kerjanya mereka menggoyang-goyangkannya.. oww barangkali saja mereka mau memantulkan sinarnya… “hmmmm begitu ya’ jika ada kebakaan hebat??? apa hubungannya???)..sementara di atas bukit salepa terlihat segorombolan orang dengan pakaian entahlah…mulai dari anak kecil, dewasa, tua, mudah-mudi, om-om , tante-tante,.. ada diantara mereka melambai-lambaikan cermin yang biasa digantung di toilet.. yang masih utuh dengan bingkainya, odol,sikat gigi, sabun colek, sabun mandi, aaahh.. komplit pokoknya deh…dalam hatiku berkata, “mereka sudah gila atau karena terhipnotis oleh pertunjukan sijago merah yang sangat menawan di subuh itu… ratusan ribu orang berkumpul dengan cara mereka masing-masing .… ,aku terus menyelinap mencari celah untuk menemukan ibukku. Sementara si jago merah, dengan perkasanya memainkan aksinya menghanguskan apa saja yang dilaluinya..

Prak, prek.. tak-Tik- tuk- tek … bunyi letupan di pusat semburan seperti pabrik petasan yang terbakar. Suasana gaduh, rintihan terdengar dimana-mana, ..

Tiba- tiba aku berteriak ibuuuuuuuuuuuuuu, menangis sejadi-jadinya memanggil ibu tercinta…. Entah dimana keberadaannya. Apakah iya sedang menyelamatkan barangnya ditengah kobaran super dahsyat itu. Jangan-jangan ibu ikut terbakar dengan kios-kiosnya… ah senekat itukah dia, apakah dia sudah tidak lagi memikirkan anak-anaknya ini. aku terus menerobosss mendekat sampai ring garis police line.. tapi aku belum menemukannya,.. pemandangan makin memilukan “ibu tua yang sudah berumuran lebih lima puluh tahun itu yang punya banyak gudang beras dalam pasar.. terlihat sujud dan menangis di aspal depan toko talitamas, berkali-kali dia bangun kemudian sujud lagi.. jilbabnya sempoyongan, kayaknya sudah basah kuyup akibat air matanya…. Yang terus-terusan mengalir… Allahu Akbar,, ya Allah.. berulang-ulang dia ucapkan… kemudian sujud lagi… kemudian bangun lagi… sambil dia mengucap ya Tuhan kenapa engkau datangkan musibah ini lagi… apakah belum cukup jagoanmu menghabisi kami pada episode sebelumnya. Rahangnya meregang kayaknya gigi – gigi gerahamnya merapat sejadi-jadinya dalam mulutnya. Entahlah……

Tangisankkuuuu kini kembali membuncah… ibuuuuuuuuuuuuuuu….ibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu, dimanakah engkau berada. , saya nangis dulu ya… ntar disambung ceritanya.. (hiks hiks hiks hiks…..)))

About fajarsidiqsaid

..........Dilahirkan di sebuah desa kecil, jauh dari peradaban. Waktu kecil aku habiskan bersama teman-teman cilik di dalam hutan (the white jungle)... , aku sangat senang berpetualang mencari sesuatu yang mengundang rasa ingin tahu. saking menggunungnya rasa ingin tahuku, hampir saja jadi santapan rombongan kawanan kera ganas dan liar, yang mengepungku saat berpetualang ke negeri kera mencari buah nangka hutan yang katanya super lezat itu. kira-kira 1995,yang jelas aku belum lulus sekolah dasar. aku tak tahu pasti tanggal dan tahunnya. tetapi yang aku ingat waktu itu senior-seniorku yang suka aku ikuti untuk belajar berpetualang mentato tubuh mereka dengan getah jambu mete dilengan kanan dan kiri mereka, sehingga gambarnya persis buah jambu mete yang bertengger di panggkal lengan mereka, warnanya putih ke merah-merahan. kayaknya bekas luka baru saja sembuh... dengan memakai kostum basket NBA yang ngetrend pada zaman itu, (sebenarnya sih dalam hatiku mereka mau pamer tato itu) supaya dilihat oleh banyak orang, tapi itu menurutku itu hal paling konyol yang pernah ada dimuka bumi ini, bagaimana bisa ya mereka berpikir seperti itu??, rombongan kera itu pun tidak mau mentato tubuhnya dengan getah ajaib itu, kenapa??? ya karena getah jambu mete itu menimbulkan gatal, kemudian luka, kemudian bernanah. pedih, habis itu meninggalkan bekas dikulit..butuh tahunan untuk mneghilangkannya. dan anehnya lagi teman seperjuanganku,(maksudku teman yang sering aku ajak untuk berpetualang saat itu membisikan sesuatu yang menurutku ini ilmu yang datang dari langit mana???? sampai saat ini aku belum pernah menemukan defenisi ilmu yang ada diotak temanku itu. nih dia hasil bisikannya ke saya "kamu mau tau nggak kenapa kami bertato gambar jambu mete ini,??? tidak !! jawabku. kenapa??? aku balik tanya ke dia... kamu perhatikan tuh rombongan kera-kera itu yang suka makan buah jambu mete.. sambil menunjuk kearah hamparan kebun jambu mete yang berbuah lebat dan ranum itu... iya kenapa emang?? tanyaku lagi...??? dengan melihat gambar tato ini kera akan berpikir oh ini teman,.. jadi tidak boleh diganggu... "seketika aku mengkerutkan dahiku kuat-kuat, menganalisa jawaban yang super konyol itu... tapi ya sudah, itu jawaban akan aku simpan untuk ku kenang... he he....terbukti apa yang temanku bilang, pada saat itu aku kaget bukan kepalang. ketika perjalanan pulang dengan menenteng buah nangkah hutan ukuran jumbo; panik dan takut luar biasa,,, kawanan kera itu mengejarku padahal dibelakang kan ada teman-temanku, kok aku yang dikejar......*&^%^&&**)(*@%%# (itu yang ada di otak ku pada saat itu)...aku berusaha lari sekuat-kuatnya, sekencang-kencangnya... tak peduli, tabrak gunungpun aku tak peduli..ha ha hah ah ha.. bukan main inilah jadinya kalo lengan tidak di tato, dengan getah sialan itu... ha ha ha ha.... Stopppppp. .....kita istrahat sejenak dulu. .ok. Lihat semua pos milik fajarsidiqsaid

1 responses to “#senja merona di ufuk timur….(pasar sentral episode dua…bagian 1)

Tinggalkan komentar

Krewol's Blog

Just another WordPress.com weblog

Ihwanarif's Blog

Just another WordPress.com site

Saif569's Blog

Internet,computer,tutorial,trik & tip,informasi,wordpress,blogger,news,teknologi

selamat datang di blog naufal aly

Just another WordPress.com site

JADIKANLAH DIRIMU SEBAGAI HARIMAU

sesuatu hal apapun itu terjadi pada diri kita sendiri nikmati saja & selalu tersenyum

Mineralsindonesia's Blog

Just another WordPress.com site

Izharfisikaunhalu's Blog

Just another WordPress.com weblog

yudhie's Blog

Just another WordPress.com site

visual provocatuer

digital brain storage

Blog Urip Guru Kimia

Berbagi informasi tentang pengajaran kimia, pendidikan, opini, dan TIK

WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.